“Clinical exposure atau early exposure adalah salah satu
metode pembelajaran dimana mahasiswa dikenalkan pada kondisi klinik sesuai blok
dan materi yang sedang dijalankan. Bukan hanya keperawatan UNSOED saja yang
menggunakan metode ini, tetapi beberapa Universitas lainnya seperti UI, UNDIP,
atau UGM juga sudah menerapkan metode early exposure, hanya saja cara
pelaksanaannya berbeda,” demikian yang di jelaskan oleh salah satu dosen di
jurusan keperawatan UNSOED, Luthfatul Latifah.
Clinical exposure sendiri dilakukan sejak tahun 2010 atau
pada saat mulai berjalannya sistem blok, karena di dalam sistem blok sudah
terdapat kurikulum APNI.
Dalam early exposure mahasiswa keperawatan diupayakan
agar mereka bisa merefleksikan teori yang telah didapat dan mengenal lebih dini
tentang klinik.
Kegiatan early exposure ini biasanya dilakukan di Ajibarang
dan Purbalingga, dikarenakan kuota Rumah
Sakit masih sedikit. Clinical exposure dilakukan selama dua sampai tiga minggu,
dengan sebagian jadwal melakukan praktik keperawatan langsung di klinik dan
sebagian lainnya melakukan presentasi di kampus.dikarenakan kuota Rumah Sakit
masih sedikit. Clinical exposure dilakukan selama dua sampai tiga minggu,
dengan sebagian jadwal melakukan praktik keperawatan langsung di klinik dan
sebagian lainnya melakukan presentasi di kampus.
“Perbandingan
pembimbing Rumah Sakit dengan mahasiswanya adalah satu banding 2 sampai 3
mahasiswa dalam satu harinya. Dalam satu
hari biasanya disediakan 5 sampai 6 ruang untuk observasi-observasi” tambah Bu
Luth. Menurut beliau, hambatan dalam kegiatan clinical exposure ini adalah mapping
Rumah Sakit atau kuota dalam suatu Rumah Sakit.
Bu Rahmi selaku penanggung jawab dalam kegiatan clinical
exposure keperawatan UNSOED berharap agar mahasiswa mampu menginternalisasikan
manfaat pembelajaran yang telah diterima di kelas (Yusuf, Siti, Chandra, Mirza, Saesar, Raras).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar